Goresan Karyaku

Sanggahan penggalan tulisan terkait Pendidikan di Arab Saudi

Bismillaahirrahmanirrahiim.

 

Peta Letak Beberapa Kampus Top di Kerajaan Arab Saudi

Ada yang menulis tentang pendidikan di Arab Saudi (kalo penasaran,silahkan googling saja):

“Di bawah bendera King Abdullah Scholarship, Saudi telah mengirim lebih dari 150 ribu warganya untuk belajar di kampus2 Barat, khususnya Anerika, Kanada & Eropa (jg Aussie). Tidak ada satu pun yang disuruh belajar ke Indonesia!! ! Sementara (sebagian) warga Indo memimpikan belajar di Arab Saudi.”

Komentar:
1. Hal ini membuktikan bahwa Arab Saudi ialah negeri yang terbuka akan pendidikan dan keilmuan, tidak seperti yg dikira kebanyakan orang, seperti misalnya yang dipertanyakan oleh seorang dosen ketika beliau tau saya ingin melanjutkan studi ke sini.
Ngapain kuliah di Arab Saudi? Negeri jahiliyah.”

Continue reading

Categories: Opini, Sharing | Tags: , , | 2 Comments

Faedah dari Hadits Arba’in An-Nawawiyah ke 37

Bismillaahirrahmanirrahiim.
Keutamaan dan Rahmat dari Allah

عَن ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالى قَالَ: (إِنَّ الله كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ؛ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمائَةِ ضِعْفٍ إِلىَ أَضْعَاف كَثِيْرَةٍ. وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً،وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً) رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ في صَحِيْحَيْهِمَا بِهَذِهِ الحُرُوْفِ

Terjemahan :
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabb-nya Yang Mahasuci dan Mahatinggi, Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut. Barangsiapa yang ingin melaksanakan kebaikan namun dia tidak mengamalkannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat, bahkan hingga kelipatan yang banyak. Jika dia berniat berbuat maksiat, kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya, Allah mencatatnya sebagai satu maksiat. (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Di kalimat awal Hadits Arba’in an-Nawawiyah ke-37,
إِنَّ الله كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ

Ketetapan yang dimaksud di kalimat ini adalah Ketetapan Qadariyah, mencakup dua perkara, yakni:
1. Ketetapan amalan setiap makhluk
2. Ketetapan balasan dan pertolongan untuk melakukan amal shalih

Dari keterangan ini dapat diketahui betapa kerdilnya diri kita sebagai makhluk, karena Allah yang menetapkan syari’at, Allah yang menetapkan amalan tiap hamba, Allah pula yang menetapkan balasan dari amalan tersebut, dan Allah juga yang memberikan pertolongan berupa taufiq untuk mengerjakan amalan. Sudah seharusnya lah kita senantiasa memohon taufiq dan hidayah Allah Ta’ala agar bisa dimudahkan dalam mengerjakan ibadah dan amalan kebaikan.

Amalan seorang hamba ada yang berupa kebaikan dan ada yang berupa keburukan. Seorang hamba berada di antara kebaikan dan keburukan, ada 4 perkara terkait hal ini.

Pertama,
Seorang yang ada keinginan untuk melakukan amal baik, dan ia tidak mengerjakannya, maka Allah memberikannya balasan 1 kebaikan penuh.

Kedua,
Seseorang yang berkeinginan untuk berbuat baik, kemudian ia mengerjakannya, maka Allah mencatat untuknya 10 sampai 700 kebaikan, tergantung tingkatan kebaikan keislamannya. Dan di antara sarana untuk meraih kualitas Islam adalah…

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:«مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَغَيْرُهُ هَكَذَا.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”
(Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318 dan yang lainnya)

Ketiga,
Seorang hamba yang berkeinginan untuk melakukan perbuatan buruk, kemudian ia melakukannya, maka dicatat untuknya satu keburukan tanpa dilipatgandakan. Hanya saja kadar dosa ini berbeda-beda dari segi kualitasnya, bukan kuantitas. Seperti dosa yang dilakukan di tanah suci atau tempat-tempat yang mulia seperti masjid, tentu lebih besar daripada dosa yang dilakukan diluar tempat-tempat tersebut. Demikian pula dosa yg dilakukan di bulan-bulan haram, lebih besar daripada dosa yang dilakukan di luar bulan haram.

Keempat,
Seorang hamba yang terpikirkan untuk berbuat maksiat, namun ia tidak jadi melakukannya, maka orang yang seperti ini tidak lepas dari dua keadaan.

Pertama, meninggalkannya karena sebab (faktor luar/eksternal), dan kedua, meninggalkannya tidak karena sebab (faktor dalam/internal).

Karena sebab ada 3 macam:
1. Sebab meninggalkan maksiat karena takut dan malu kepada Allah, maka dicatat untuknya pahala.
2. Sebabnya karena gengsi atau karena takut kepada makhluk, maka dia mendapatkan dosa karena alasan tersebut.
3. Sebabnya karena tidak ada kemampuan untuk melakukannya, padahal ia telah mengerahkan segala usaha, maka baginya dosa seperti orang yang telah melakukan amalan buruk tersebut.

Kemudian, tanpa sebab ada 2 macam.
1. Meninggalkan karena sebatas keinginan dalam hati (belum sampai pada derajat tekad kuat) untuk tidak mengerjakan dosa tersebut. Hatinya merasa risih dengan dosa tersebut. Orang seperti ini terampuni, bahkan mendapatkan pahala karena hatinya tidak merasa nyaman dengan dosa.
2. Meninggalkan dosa setelah adanya azzam/tekad dalam hati untuk melakukan suatu dosa. Orang ini mendapatkan pahala sebagaimana dijelaskan dalam hadits.

*di antara faedah dari daurah matan Arba’in an-Nawawiyah bersama Syaikh Shalih ibn ‘Abdillah ibn Hamad Al-‘Ushoimi hafizhahullah Ta’ala

Selesai ditulis setelah dikoreksi salah seorang sahabat hafizhahullah Ta’ala,

Dhahran, 11 Rabi’ul Tsani 1436 H

Continue reading

Categories: 'Aqidah, Belajar Ilmu Agama, Catatan, Faedah Ilmu, Fiqh | Tags: , , | Leave a comment

(CS2) Catatan dan pembelajaran dari kuliah Prof Aiban, belajar dari pengalaman di lapangan

Bismillaahirrahmanirrahiim.
Selasa malam kemarin ada kelas Soil and Site Improvement. Di jadwal harusnya kelas di siang hari, tapi berhubung ada puasa ‘Asyura profesor menawarkan untuk jadwal dipindahkan ke malam hari.
Pertemuan itu disi oleh Prof. Sa’ad Ali Aiban, dosen Geoteknik di KFUPM juga yang awalnya beliau diminta mengampu mata kuliah ini, tapi karena kesibukan beliau sebagai konsultan dan bisnis di luar beliau memilih untuk tidak menerima tawaran tersebut, hingga akhirnya Prof. Omar S. Baghabra al-Amoudi yang mengampu mata kuliah ini, itupun setelah mempertimbangkan banyak hal, di antaranya beliau pernah jadi koordinator Short Course bidang ini 17 tahun yang lalu.
Continue reading

Categories: Catatan, Journey, Master | Tags: , | 3 Comments

(RtMoS) Berkahkah waktu yang telah engkau habiskan?

Bismillaahirrahmanirrahiim.

Tadi malam kajian kitab Riyadush Shalihin kembali diadakan di Dhahran Cultural Center setelah beberapa bulan rehat liburan summer dan liburan Idul Adha. Masih membahas bab Taubat hadits ke 22, tapi bukan itu yang menyita perhatianku dan membuatku termenung. Bukan, bukan kutak menyimak penjelasan Ustadz Alwi tentang taubatnya pezina yang dibahas di hadits itu, tapi bagian awal pembahasan yang beliau sampaikan yang ingin kutuliskan.

Continue reading

Categories: Goresan Karyaku, Kontemplasi | Tags: , , | Leave a comment

2 tahun setelah 20 Oktober 2012

Bismillaahirrahmanirrahiim.

tepat di tanggal ini 2 tahun yang lalu adalah saat ijazah S1 resmi didapat, bersama dengan ratusan mahasiswa lainnya yang baru saja menyelesaikan perjuangan di bangku perkuliahan.

banyak hal yang sudah terjadi dalam 2 tahun ini, kebanyakan terasa seperti mimpi,mulai dari yang membahagiakan sampai yang membuat air mata harus jatuh.

setahun berselang alhamdulillaah akhirnya bisa keluar dari zona nyaman esai bidang non-Teknik Sipil dengan mempresentasikan hasil penelitian di depan para dosen dan pakar di bidang material perkerasan jalan.

Continue reading

Categories: Goresan Karyaku, Kontemplasi | 1 Comment

(Transkrip Kajian-Bagian 2) Sahabat Dihujat, Sahabat Dibela

Bismillaahirrahmanirrahiim.

Lanjutan dari catatan sebelumnya.

————————————————————————————————-

Sekarang saya ingin menyampaikan bagaimana celaan-celahan mereka secara terperinci tentang shahabat-shahabat mulia, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan ‘Aisyah radhiyallahu ta’ala ‘anhum.

Kita mulai dari Abu Bakar radhiyallahu ta’ala ‘anhu.

Abu Bakar radhiyallahu ta’ala ‘anhu adalah sahabat Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia, yang diberi gelar dengan ash-Shiddiq, -kita tadi baru dengar khutbah Jum’at tentang Isra’ Mi’raj-. Dalam hadits yang shahih riwayat Bukhari dan lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah naik ke gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, kemudian Uhud pun bergoyang,

Wahai gunung Uhud tenanglah engkau,sesungguhnya yg sedang berada di atasmu adalah seorang nabi, seorang shiddiq (yaitu Abu Bakar) dan dua orang syahid (yakni Umar dan Utsman).

Dan semuanya benar, setelah itu ‘Umar dan ‘Utsman mati syahid. Dan kita tau bagaimana sejarah Abu Bakar digelari ash-Shiddiq, lelaki dewasa yang pertama kali masuk Islam, Abu Bakar ash-Shiddiq, dengan kesepakatan para ulama. Para ulama cuma khilaf mana yang lebih dahulu Abu Bakar atau ‘Ali atau Zaid bin Haritsah atau Khadijah. Tapi mereka sepakat lelaki dewasa yang pertama kali masuk Islam adalah Abu Bakar radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Adapun Ali bin Abi Thalib, Khadijah mereka tinggal di rumahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Zaid bin Haritsah, wajar mereka masuk Islam karena mereka tinggal bersama Nabi, dalam satu rumah. Ali bin Abi Thalib, bapaknya miskin Abu Thalib, maka Ali pun diambil oleh Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wasallam, dirawat oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tetapi Abu Bakar orang lain di luar Nabi yang pertama kali masuk Islam. Setelah masuk Islam, Abu Bakar langsung berdakwah, sehingga 5 orang dari 10 orang shahabat yang masuk surga karena–perantara- dakwahnya Abu Bakar radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Langsung berdakwah Abu Bakar radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Pengorbanan luar biasa, yang menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah menakdirkan yang menemani Nabi berjalan dari Makkah ke Madinah untuk berhijrah, siapa? Abu Bakar radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Perjalanan maut.

Allah menamakan Abu Bakar sebagai shahabat Nabi dalam Al-Quran, tatkala orang kedua dari Jabal Thur berkata kepada shahabatnya, yaitu Abu Bakar, “لا تحزن”

 لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“……..jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita..…” (Quran Surat At-Taubah ayat 40)

Continue reading

Categories: Belajar Ilmu Agama, Catatan | Tags: , , , | Leave a comment

(Transkrip Kajian-Bagian 1) Sahabat Dihujat, Sahabat Dibela

Bismillaahirrahmanirrahiim.

Pembahasan kita kali ini adalah pembelaan terhadap sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, generasi terbaik yang pernah ada di alam semesta ini, yang telah berjuang mengorbankan harta dan jiwa raga mereka demi menyebarkan ajaran guru mereka, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan tidaklah kenikmatan yang kita rasakan ini, mengenal Islam, mengenal sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, terlepaskan dari kesyirikan, terlepaskan dari kesesatan, kecuali merupakan salah satu dari jasa dan perjuangan para shahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum. Bahkan umat Islam tidak akan bisa kembali jaya, kecuali jika mereka meniti kembali jejak-jejak langkah para shahabat. Sebagaimana perkataan al-Imam Malik rahimahullah,

Bahwasanya umat ini tidak akan menjadi baik, kecuali dengan perkara yang dengannya menjadi baik pula generasi awal.

Barangsiapa yang ingin umat Islam atau jika umat ini ingin kembali jaya, maka dia harus menempuh apa yang telah ditempuh oleh para shahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum.

Continue reading

Categories: Belajar Ilmu Agama, Catatan | Tags: | 1 Comment

(CS2) Selamat datang liburan tengah semester?

Bismillaahirrahmanirrahiim.

Tak terasa pekan ini ialah pekan terakhir menjelang liburan tengah semester. 1 pekan lamanya diberikan untuk bisa rileks sejenak dari “kepungan” tugas, PR, teori-teori dan berbagai spesies kawan-kawannya yang mewarnai hari-hari sebagai mahasiswa pascasarjana. Sebenarnya jika dibandingkan dengan masa-masa S1 dulu atau ketika masa penantian keberangkatan ke sini, jadwal kuliah di sini tidaklah berat. Di semester pertama kuliah di sini saya “cuma” mengambil 3 mata kuliah -sebagaimana pernah saya tulis di catatan dan status FB sebelumnya-. Kalau S1 dulu tiap semester hampir selalu mengambil 24 SKS. Hari perkuliahan pun sekilas tampak “bersahabat”, karena -lagi-lagi- “cuma” dua hari, yakni hari Ahad dan Selasa. Lalu 3 hari kerja (Senin, Rabu dan Kamis) dan 2 hari libur akhir pekan (Jum’at dan Sabtu) -yang totalnya 5 hari- sebenarnya menjadi waktu-waktu yang sangat “menggiurkan” buat berleha-leha. Menjadi magnet bagi tangan untuk menarik selimut tebal dan sangat menggoda mata untuk terpejam. Ataupun magnet bagi jari jemari untuk memainkan mouse dan keyboard buat berselancar di dunia maya dengan kecepatan yang cukup mumpuni. Sungguh godaan yang cukup berat yang harus dilalui.

Continue reading

Categories: Master, Sharing, Studi | Tags: , | Leave a comment

(Cerita S2) 1 bulan berjalan, tugas bertubi-tubi berdesakan….

Bismillaahirrahmanirrahiim.

Genap 1 bulan di sini, ribuan mil perjalanan yang ditempuh dalam rangka menggapai cita-cita (dan tentu saja ridha Allah Ta’ala).

1 bulan awal masih bisa lah agak “berleha-leha”, kini tugas demi tugas bertubi-tubi dan memang sudah seharusnya lah begitu adanya. Level yang dijalani sekarang tentu lebih berat dibanding ketika studi S1. Belajar mandiri materi2 berbahasa Inggris, sistem penilaian yang jauh berbeda, dan perbedaan2 lainnya.

Semester pertama ini keliatannya relatif lebih ringan karena tak ada term project yang sekali “jebret” di akhir semester, udah mulai dicicil (ada yang berupa tugas dan ada juga PR soal mingguan).

Untuk mata kuliah statistik 4 chapter awal masih merasa mampu menyesuaikan (bahkan merasa “dejavu”, tahun lalu mengajarkan materi yang lebih kurang sama). yang jadi tantangan bagaimana membuat komentar terhadap data statistik yang didapat dari hasil perhitungan.

Untuk mata kuliah desain dan perencanaan bandara cukup membuat harus belajar jauh lebih ekstra karena materi ini begitu cepat perkembangannya. Topik tugas selama 1 semester sudah ditentukan di pertemuan kedua, yang mana saya mendapatkan “jatah” Boeing-757 dan Bandara Internasional Tokyo (masih bingung antara Haseda atau Narita) di mana “jatah” ini digunakan sebagai acuan dalam tugas-tugas yang diberikan.

Continue reading

Categories: Master, Sharing | Tags: , | 2 Comments

(ALJTSA) On the flight day…..

Bismillaahirrahmanirrahiim.

Waktu begitu cepat berlalu, belum lekang di benak saat-saat mau berangkat melanjutkan studi S1 ke Jogja dan kini alhamdulillaah fase studi berikutnya di depan mata. Tiket pesawat baru dibeli seminggu sebelumnya. Seminggu sebelumnya dapat tugas ke Jawa Timur. Dan masa-masa sebelum keberangkatan tugas di kampus masih menumpuk : ngoreksi bahasa Inggris, setor nilai praktikum, dan lainnya.

Ok, itu prolog, yaa, sepertinya gaya menulis dengan prolog masih melekat di saya. –__–”

Perjalanan pertama yang harus saya lewati adalah Jogja-Cengkareng (baca : Jakarta). Di tiket tertera pesawat berangkat jam 12.50, berarti jam 10an harus udah di bandara buatcheck-in. Well, sebenarnya saya udah check-in lewat web maskapainya, jadi memang cuma lapor setor bagasi aja. Nah, “dodolnya” baru kelar packing itu jam 8.30 pagi, setelah riweuh bongkar pasang isi koper. Teringat ada yang baju yang baru dicuci –> bongkar, begitu terus sampai tak terhitung jumlahnya.

Continue reading

Categories: Master, Sharing | Tags: , , | 4 Comments

Blog at WordPress.com.